Suara Mataram – London, 2025 Masakan Timur Tengah kembali mendapatkan sorotan di kancah kuliner global, khususnya di negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Australia. Setelah sempat tenggelam dalam lautan tren makanan cepat saji dan fusion modern, kini hidangan-hidangan khas seperti hummus, falafel, kebab, shakshuka, dan tabbouleh kembali naik daun dan memikat lidah masyarakat dunia.
Tren yang Didukung oleh Generasi Muda
Kepopuleran ini sebagian besar didorong oleh generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial yang semakin sadar akan makanan sehat, etis, dan berbudaya. Masakan Timur Tengah dikenal akan penggunaan bahan-bahan segar seperti minyak zaitun, rempah alami, kacang-kacangan, dan sayuran yang kaya gizi. Selain itu, pilihan makanan vegetarian dan vegan yang banyak ditemukan dalam masakan ini juga menjadi daya tarik tersendiri.
Restoran Timur Tengah Menjamur di Kota-Kota Barat
Di kota-kota besar seperti New York, Paris, dan Melbourne, restoran dan kafe bertema Timur Tengah menjamur. Banyak dari tempat ini tidak hanya menyajikan makanan, tetapi juga mengusung suasana khas dengan dekorasi etnik, musik tradisional, dan penyajian makanan secara otentik. Beberapa restoran bahkan memasukkan budaya makan bersama atau sharing platter sebagai pengalaman bersantap.
Pengaruh Media Sosial dan Selebriti Kuliner
Media sosial memainkan peran besar dalam tren ini. Platform seperti TikTok dan Instagram dibanjiri dengan resep-resep Timur Tengah yang menggoda, mulai dari cara membuat roti pita hingga tutorial shawarma buatan rumahan. Selebriti kuliner seperti Yotam Ottolenghi dari Inggris dan Nadia Hussein turut berkontribusi dalam memperkenalkan kekayaan rasa dan tradisi Timur Tengah ke khalayak yang lebih luas.
Diplomasi Kuliner: Menghubungkan Budaya Lewat Makanan
Tidak sedikit yang melihat tren ini sebagai bentuk diplomasi kuliner. Di tengah ketegangan geopolitik, makanan justru menjadi jembatan yang menghubungkan budaya. “Melalui makanan, kita bisa lebih memahami satu sama lain,” ujar Chef Mohammad Al-Khaled, pemilik restoran Levantine di London.
Masakan Timur Tengah tidak hanya kembali populer karena kelezatannya, tetapi juga karena kemampuannya dalam menghadirkan nilai-nilai budaya, kesehatan, dan kebersamaan. Di tengah dunia yang makin global, cita rasa dari gurun dan Mediterania ini menjadi simbol bahwa makanan mampu menyatukan perbedaan dan memperkaya pengalaman manusia.
Baca Juga :