Breaking News
Berita" adalah sajian informasi terkini yang mencakup peristiwa penting, fenomena sosial, perkembangan ekonomi, politik, teknologi, hiburan, hingga bencana alam, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Kontennya disusun berdasarkan fakta dan disampaikan secara objektif, akurat, dan dapat dipercaya sebagai sumber referensi publik.
Telkomsel Telkomsel Telkomsel Telkomsel

Okupansi Hotel di Mataram Turun di Bawah 30 Persen, Industri Perhotelan Terancam

cek disini

Tingkat Okupansi Hotel di Mataram Anjlok, Ribuan Pekerja Terancam Nganggur

Suara Mataram – Okupansi hotel di Mataram terus merosot, membuat ribuan pekerja menghadapi ketidakpastian. Asosiasi Hotel Mataram (AHM) mencatat, lebih dari 1.000 tenaga kerja—termasuk pekerja kontrak dan daily worker—sudah tidak dipanggil lagi karena sepinya hunian.

Okupansi Hotel Anjlok Industri Perhotelan Balikpapan Terancam Lumpuh -  Naker.news
Okupansi Hotel Anjlok Industri Perhotelan Balikpapan Terancam Lumpuh

Efisiensi Anggaran dan Dampaknya

Kebijakan efisiensi yang diterapkan pemerintah dinilai sebagai faktor utama turunnya okupansi hotel. Ketua AHM, I Made Adiyasa Kurniawan, mengungkapkan bahwa kegiatan pemerintah yang biasanya berkontribusi pada tingkat hunian kini nyaris tidak ada.

“Event pemerintah pun tidak ada, sehingga banyak pekerja kontrak dan harian yang sudah tidak diperpanjang. Semua hotel sudah melakukan ini,” ujarnya pada Kamis (12/6/2025).

Adiyasa menjelaskan bahwa para pekerja yang terdampak umumnya berasal dari sektor housekeeping, food service, dan food production, yang kini terpaksa menganggur. Namun, ia menegaskan bahwa mereka belum termasuk kategori Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), karena masih berpotensi dipanggil kembali saat hotel membutuhkan tenaga kerja.

Baca Juga : Jadi Ini Alasannya Wisatawan Ramai ke Bali tapi Hotel Sepi 

Penurunan Okupansi Drastis

Sejak awal tahun 2025, okupansi hotel di Mataram terus merosot hingga di bawah 30 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai 50-60 persen.

“Biasanya, triwulan pertama okupansi mulai naik, tetapi tahun ini terus menurun akibat minimnya event. Awalnya kami berharap okupansi meningkat di bulan keempat hingga keenam, tetapi kenaikannya sangat sedikit,” jelas Adiyasa.

Harapan untuk Kebangkitan Industri

Pembina dan Penasihat Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, I Gusti Lanang Patra, mengungkapkan bahwa dampak pemangkasan anggaran bisa mencapai 50 persen bagi sektor jasa akomodasi.

Industri perhotelan kini berharap pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk mendukung event lokal maupun domestik yang dapat membantu meningkatkan okupansi hotel.

“Kami sangat berharap Pemprov NTB dan Pemkot Mataram menyisihkan anggaran untuk kegiatan di sektor akomodasi. Jika tidak, kondisi ini bisa semakin parah,” tandas Adiyasa.

telkomsel