Suara Mataram – Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2025 menunjukkan tren perlambatan yang signifikan, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ketidakpastian kebijakan perdagangan, penurunan investasi, dan melemahnya konsumsi domestik di banyak negara.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan melambat menjadi 2,4% pada tahun 2025, turun dari 2,9% pada tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya ketegangan perdagangan dan ketidakpastian kebijakan.
Dana Moneter Internasional (IMF) juga menurunkan proyeksi pertumbuhan global menjadi 2,3%, mencerminkan dampak dari eskalasi tarif dan ketidakpastian kebijakan yang menghambat pertumbuhan.
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memproyeksikan pertumbuhan global sebesar 3,1% pada tahun 2025, dengan perbedaan signifikan antar negara dan wilayah.
Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan melambat menjadi 1,8% pada tahun 2025, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,7%. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh ketidakpastian kebijakan perdagangan dan dampak dari tarif yang diberlakukan.
Meskipun demikian, data terbaru menunjukkan bahwa aktivitas bisnis di AS mengalami peningkatan, dengan perusahaan meningkatkan persediaan mereka, yang menyebabkan tekanan inflasi meningkat.
🇪🇺 Eropa dan Jepang
-
Di Eropa, aktivitas bisnis mengalami penurunan, terutama di sektor jasa, meskipun sektor manufaktur tetap tangguh. Indeks manajer pembelian komposit zona euro turun menjadi 49,5, menunjukkan kontraksi .
-
Jepang juga mengalami penurunan aktivitas bisnis, mencerminkan kelemahan di sektor jasa. Bank of Japan sedang memantau pasar keuangan dengan cermat setelah imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang melonjak ke level tertinggi .
🇸🇬 Singapura
-
Singapura mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonominya untuk tahun 2025 antara 0% hingga 2%, meskipun ekonomi tumbuh sebesar 3,9% pada kuartal pertama. Kementerian Perdagangan dan Industri menyatakan bahwa prospek ekonomi global tetap diliputi oleh ketidakpastian yang signifikan .
🇮🇩 Indonesia
-
Ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,87% pada kuartal pertama 2025, melambat dari 5,02% pada kuartal sebelumnya. Perlambatan ini disebabkan oleh konsumsi rumah tangga yang lesu dan belanja pemerintah yang menurun .
-
Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50% untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global .
🔎 Faktor Penyebab Perlambatan
-
Ketidakpastian Kebijakan Perdagangan: Kebijakan tarif yang fluktuatif, terutama dari Amerika Serikat, telah menimbulkan ketidakpastian yang menghambat investasi dan perdagangan global .
-
Penurunan Investasi: Banyak perusahaan menunda atau mengurangi rencana investasi mereka karena ketidakpastian ekonomi dan kebijakan .kompas.id
-
Konsumsi Domestik Melemah: Di banyak negara, konsumsi rumah tangga mengalami penurunan, yang berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi .
Baca Juga :